23 August 2019

ASI 101: Serba-Serbi Dasar tentang ASI yang Harus Diketahui Busui dan Calon Busui

August 23, 2019 0

(Sumber gambar: momtastic.com)

Assalamu’alaikum.

Izinkan saya terlebih dahulu meng-update tentang kesibukan saya belakangan ini yang menyebabkan blog ini menjadi tidak terawat.

Ternyata mengurus pernikahan dari A sampai Z sendiri (berdua dengan pasangan, deng) rasanya seperti ini. Lelah, tapi karena lillah, jadi puas. Komitmen kami untuk mengikuti seluruh proses tanpa campur tangan pihak yang menawarkan kemudahan (seperti calo, misalnya) justru membuat kami merasa makin terikat satu sama lain.

Saya dan pasangan sama-sama suka belajar, jadi kami menganggap semua langkah menuju pernikahan ini bukanlah sesuatu yang sia-sia atau menghabiskan waktu. Justru kami jadikan pengalaman berharga yang kelak mungkin bisa dikenang berdua saat pillow talk atau sekadar dibagikan kepada anak-cucu saat sedang minum teh bersama.

Mungkin jika ada kesempatan lain, saya akan bercerita lebih lengkap mengenai proses persiapan pernikahan kami. Karena dalam menjalani semua ini, saya pribadipun merasa sangat terbantu dengan postingan blogger-blogger lain tentang persiapan pernikahan mereka. Saya harap cerita saya nanti bisa memberikan gambaran pula tentang persiapan pernikahan sebagaimana cerita blogger-blogger lain yang berdampak pada saya.

Namun kali ini, saya ingin membagikan rekapan saya tentang suatu materi yang mungkin tabu bagi saya beberapa tahun lalu, namun baru saya sadari pentingnya saat saya hendak menjadi istri sekarang-sekarang ini. Yap, mengenai ASI (Air Susu Ibu)!

Wah, menikah saja belum, pembahasan langsung loncat ke ASI. Hehe tidak mengapa, kok. Percayalah bahwa ilmu pengetahuan itu akan menyelamatkan kita. Ayah saya pernah bilang, “Selama seseorang punya ilmu dan kemampuan, dijamin hidupnya tidak akan kelaparan (kesusahan).” Jadi mudah-mudahan ilmu tentang ASI yang akan saya tuliskan dapat memudahkan saya sendiri dan teman-teman (jika ada yang baca haha).

02 June 2019

Padamu, Ramadanku ke-24

June 02, 2019 0
(Sumber gambar: weheartit.com)

2019 Masehi; 1440 Hijriah

Pada beratnya kelopak mata ketika Ibu membangunkan sahur
Pada kunyahan terpaksa karena masih kenyang dengan makan malam
Pada siang terik dan tugas menjengkelkan di perkantoran ibukota
Pada menit-menit yang telah dicuri untuk sekadar merebahkan diri di kursi pantry dengan alasan ingin ke toilet
Pada arloji yang berkali-kali diintip dari balik lengan kemeja selepas jam Ashar dan seterusnya
Pada biji kurma dalam gelas plastik bekas air mineral yang kadang diletakkan begitu saja di sudut mushola

14 July 2018

Bagaimana Islam Memandang Sumpah, Sihir, dan Jimat?

July 14, 2018 0
Magic Stick. Source: freewallpapersdownload.com


Assalamu’alaikum. Aaah, Juli! Entah mengapa bagi saya Juli adalah bulan kasih sayang. Hehe. Padahal tiap bulan sama saja, sih. Namun ada alasan personal yang membuat saya menyukai bulan Juli, setelah bulan Juni. Juni dan Juli, memiliki tempat khusus yang sentimental dalam relung memori saya.

(Salah satunyaaa… karena alhamdulillah pada 4 Juli 2018 saya lulus sidang skripsi. Allah Maha Baik.)

Kamis, 12 Juli 2018, saya berkesempatan untuk menghadiri sebuah kajian muslimah yang rutin diadakan tiap Kamis pekan ke-2 tiap bulannya oleh Majelis Taklim Al-Mumtaz Shalihah di Masjid Ta’liful Quluub Bekasi. Pembahasan kajian kala itu ialah kelanjutan dari kajian sebelumnya, yaitu tentang 100 dosa yang kerap diremehkan oleh muslimah. Dalam tiap pertemuan akan dibahas beberapa dosa tersebut. Seperti misalnya pada hari ketika saya hadir, materi yang dibahas adalah tentang hukum bersumpah, melepas diri dari Islam, tukang sihir atau dukun, dan penggunaan jimat. Sedangkan pematerinya adalah Ustadz Syahrul Fatwa. MasyaAllah.
Btw, dulu rumah saya di Bumyagara; di kawasan masjid tempat saya kajian tersebut. Waktu masih tinggal di sana, tetangga-tetangga saya sering mengajak saya dan Mama untuk ikut kajian di situ. Tapi mungkin pada saat itu saya belum peka terhadap hidayah kali, ya. Sekarang giliran rumah sudah berada di perbatasan Bekasi-Bogor, baru demen~
Oh, ya! Saya suka kajian tersebut karena pembahasan materi tidak common sense. Mengandung elemen ilmiah juga yang mana selain menentramkan kalbu, bisa memuaskan fikriyah pula. Kajian ini semacam mengupas tuntas sebuah isi buku dengan judul yang sama dengan tema, yaitu 100 Dosa yang Diremehkan Wanita (Mukhalafat Nisa’iyyah, 100 Mukhalafah Taqa’u jihal Katsir minan Nisa’ bi Adillatiha Asy-Syar’iyyah), karya Abdul Lathif bin Hajis Al-Ghamidi yang tentunya sudah tidak asing lagi di kalangan ukhti-ukhti. Hihi.

Yeaaay, finally saya punya bukunya! Jadi ceritanya sudah sejak lama buku ini saya masukkan ke wish list di Tokopedia. Namun qadarullah baru diizinkan beli on the spot saat kajian. Timing-nya pas gitu. Hmm, mixed feelings. Senang, sih, punya bukunya. Tapi ketika baca isinya, bikin sedih karena ingat dosa. Huuu.

Bismillah, langsung saja saya paparkan poin-poinnya. (Netizen pun menghembuskan nafas lega karena akhirnya mereka selesai meladeni curhatan sang empunya blog. “KAPAN MATERINYA?!” Yaelah, chill napa.)