30 November 2013

Minori ❤

Minori Snack.

Assalamu'alaikum...

Sebelumnya perlu diketahui bahwa tulisan ini tidak bertujuan untuk promosi. -___-

Siapa yang tidak tahu apa itu Minori? Jika Minori yang saya maksud adalah sebuah nama kota di Italy, mungkin jawabannya sedikit yang tidak tahu. Tapi kalau Minori yang saya maksud adalah sebuah merk snack, mungkin banyak. Banyak yang tidak tahu. Atau lebih tepatnya belum tahu. Setelah membaca tulisan ini, kemungkinan besar kamu akan tahu.

Bagaimana saya dapat menyimpulkan bahwa belum banyak orang yang tahu tentang Minori? Jadi begini, akhir-akhir ini saya menghabiskan sisa waktu saya untuk mencarinya (Minori), namun tak kunjung saya temukan batang hidungnya. Setiap orang yang saya tanyakan tentang Minori hampir semuanya menjawab dengan dua versi: “Apa itu Minori? Saya bahkan tidak tahu.” dan “Sepertinya saya tahu Minori, tapi saya tidak tahu keberadaannya.” Yang ada di batin saya saat itu adalah “Ah, Indonesian people. Ngemil is always based on how they can boil some Indomies.” ...but yes, I love Indomie too.

Lalu apa itu Minori?

Minori adalah produk hasil kerjasama dari Unilever dan Calbee. Calbee sendiri merupakan produsen snack yang sangat terkemuka di Jepang. Calbee  telah memproduksi snack sejak tahun 1949 dan masih digemari di dunia sampai saat ini. Terbukti dari berbagai snack Calbee yang telah dipasarkan di negara-negara Asia maupun non-Asia seperti Hongkong, Taiwan, Singapura, Thailand, Korea, dan lain-lain.

Di website Unilever, Minori didefinisikan sebagai snack berbentuk hati yang renyah saat digigit dan terasa lembut di lidah begitulah pengalaman yang akan diingat ketika mencicipi snack ini.

“Begitulah pengalaman yang akan diingat ketika mencicipi snack ini” terdengar berlebihan, ya? Namun bagi saya tidak. It really works. Buktinya sampai sekarang saya memburunya meski hingga ke ujung dunia. 

Hanny Muchtar Darta, seorang praktisi di bidang Emotional Intelligence menjelaskan, "Memang ada keterkaitan antara kebiasaan ngemil dengan situasi emosional seseorang." "Sehingga bukan satu hal yang luar biasa, apabila kebiasaan ngemil menjadi kebiasaan dari sebagian besar anggota masyarakat, karena ngemil merupakan salah satu upaya seseorang untuk menyeimbangkan situasi emosional mereka, pada saat seseorang sedang mengalami tekanan-tekanan yang mengganggu kestabilan emosi mereka yang bukan tidak mungkin dapat mengganggu kegiatan berpikir mereka."

Ya, Minori adalah snack favorit saya sejak SMP. Bisa dibilang, Minori merupakan mood-booster saya juga. Saya membelinya pertama kali sewaktu saya ingin ke Warnet. Sebagaimana kita tahu, aktivitas online akan lebih menyenangkan ketika ada makanan dan minuman di samping kita. Sebenarnya bukan hanya untuk aktivitas online, melainkan untuk aktivitas apapun. Sampai saya sudah tidak pernah pergi ke Warnet pun, saya tetap suka membeli Minori.

Saya juga baru tahu kalau ternyata Minori snack itu jadi bawaan anak-anak yang mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) di sekolahnya. Minori disebut sebagai keripik cinta. Mungkin karena bentuknya memang seperti simbol hati. Mungkin juga karena dengan menyantapnya dapat menggetarkan hati. Entahlah.

Jujur, saya tidak suka dan tidak bisa memakan makanan pedas. Saya bermasalah dengan makanan pedas; luar dan dalam. Oleh karena itu, saya lebih memilih makanan-makanan manis. Manisnya pun harus manis yang simpel. Tidak ingin yang manisnya berlebihan, namun tak mengapa jika manisnya agak kekurangan. Karena manis yang tawar itu punya sensasi misterius. Saya suka manis tawar.

Dari awal menyantapnya, saya sudah merasa cinta kepada snack rasa ubi tersebut. Kemasannya yang besar tapi tidak menipu itu (isinya juga banyak) membuat saya semakin tergila-gila padanya. Biasanya jika saya memakan Minori snack, saya juga meminum susu rasa vanilla atau full cream. Kalau di rumah pun saya gemar menuang Minori dan susu ke dalam sebuah mangkuk. Ya, seperti akan menyantap sereal. 

Example of vanilla or full cream milks.

Ketika Minori masuk ke mulut saya, terdengar bunyi “crush crush crush” (bukan judul lagunya Paramore). Lalu disusul oleh susu yang melumatkan Minori dengan lembut dan mesra. Mereka bagai berdansa di lidah saya. Padu padan rasa mereka seperti kesempurnaan. Sistem pencernaan saya dimanjakan dengan begitu elegannya.

Beberapa teman saya bilang “Minori rasanya aneh. Dicampur dengan susu rasa vanilla atau full cream yang tawar, akan menjadi seperti apa? Kamu gila.” Tapi bagi saya itu tidak aneh sama sekali, itu unik. Dan lagi, saya tidak gila.

Seandainya saya menemukan Minori akhir-akhir ini, mungkin saya akan mengawinkannya dengan Bear Brand Gold. Di Indonesia saat ini Bear Brand Gold baru terdistribusi rasa teh putih dan malt putih. Sebenarnya varian rasanya masih banyak lagi. Kita tunggu saja nanti. Yang penting sekarang, di mana Minoriiiii? 

Bear Brand Gold.

Selain karena citarasanya yang bagi sebagian orang aneh, harga Minori yang kala itu kurang ekonomis mungkin juga menjadi salah satu faktor penyebab kurangnya ketertarikan dari animo masyarakat berkuantitas besar kepada Minori snack. Tapi dengan rasa yang unik dan tentunya enak bukankah harga yang lebih mahal itu worth it? Baiklah, saya teringat prinsip ekonomi, usaha dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya (minimal) untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya (maksimal). Hmmm.

Oh iya, kamu pasti ingat sesuatu jika saya menunjukkan video ini…



Iya, itu adalah iklan dari Minori snack. "Rasanya sulit untuk tidak jatuh cinta"? Indeed. Mungkin jika saya menemukan Minori kembali, saya akan benar-benar melakukan apa yang dilakukan oleh Takeshi di dalam video tersebut.

Saya tidak atau belum bisa menemukan snack lain yang rasanya seperti Minori. Jika ada, bolehlah sekiranya kamu merekomendasikannya untuk saya. Tapi saya tidak berniat untuk selingkuh dari Minori. Saya akan tetap berjuang untuk menemukannya kembali. Jangan lupa juga jika kamu menemukan Minori di daerah Bekasi dan sekitarnya, tolong hubungi saya. “Because the snack like you is impossible to find.. You’re impossible to find..” *pakai nada “Fall For You”-nya Secondhand Serenade*

お久しぶりですね。あなたがいなくて寂しいです、みのり。
(O hisashiburi desu ne. Anata ga inakute sabishiidesu, Minori.)



7 comments:

  1. I enjoy what you guys tend to be up too. Such clever work and exposure!
    Keep up the fantastic works guys I've added you guys to my personal blogroll.



    Review my blog; rental mobil

    ReplyDelete
  2. Kayaknya udah discontinue yah :((((

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sepertinya sudah nggak diproduksi lagi di Indonesia. Kalau di negara asalnya nggak tahu deh. :'(

      Delete
  3. saya barusan honeymoon di jepang dan membawa jajan snack dari calbee ini bener seneng banget waktu tau minori di jepang sini ada. dan rasanya sama persis meski bentuknya bukan love. lebih ke waru dalam kartu remi. tapi rasa tidak berubah. saya bawa 10 bungkus langsung dengan harga 88yen (9rb rupiah) saya searching tentang minori ketemu blog ini tapi sampai skrg masih blm muncul lg di indonesia. kalau skrg mngkin dgn harga 10rb an dirasa ga terlalu mahal apalagi dengan rasa manis ubi yg sangat nikmat. jadi terpaksa kalau nikmati harus ke jepang haha . rasanya masih sama ketika saya masih SMP jg memakan nya. bisa dilihat di IG saya @sonyweli1202.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, berarti kalau mau makan Minori harus ke Jepang dulu ya. Ongkosnya lebih mahal daripada snacknya. Haha agak lucu juga. :D

      Makasih atas infonya! Btw, selamat atas pernikahannya! Berbahagialah selalu :)

      Delete
  4. Pernah makan keripik buah naga ga mbak? Aroma sama rasanya mirip kaya Minori ga sih? Hehe

    ReplyDelete