15 October 2013

Cintailah Wanita yang Hobi Membaca

Baru-baru ini, saya menemukan video inspiratif yang menurut saya sayang jika dikonsumsi sendirian. Yuk baca bersama!


“Date a girl who reads. Date a girl who spends her money on books instead of clothes. She has problems with closet space because she has too many books. Date a girl who has a list of books she wants to read, who has had a library card since she was twelve.

Find a girl who reads. You’ll know that she does because she will always have an unread book in her bag. She’s the one lovingly looking over the shelves in the bookstore, the one who quietly cries out when she finds the book she wants. You see the weird chick sniffing the pages of an old book in a second hand book shop? That’s the reader. They can never resist smelling the pages, especially when they are yellow.

She’s the girl reading while waiting in that coffee shop down the street. If you take a peek at her mug, the non-dairy creamer is floating on top because she’s kind of engrossed already. Lost in a world of the author’s making. Sit down. She might give you a glare, as most girls who read do not like to be interrupted. Ask her if she likes the book.

Buy her another cup of coffee.

Let her know what you really think of Murakami. See if she got through the first chapter of Fellowship. Understand that if she says she understood James Joyce’s Ulysses she’s just saying that to sound intelligent. Ask her if she loves Alice or she would like to be Alice.

It’s easy to date a girl who reads. Give her books for her birthday, for Christmas and for anniversaries. Give her the gift of words, in poetry, in song. Give her Neruda, Pound, Sexton, Cummings. Let her know that you understand that words are love. Understand that she knows the difference between books and reality but by god, she’s going to try to make her life a little like her favorite book. It will never be your fault if she does.

She has to give it a shot somehow.

Lie to her. If she understands syntax, she will understand your need to lie. Behind words are other things: motivation, value, nuance, dialogue. It will not be the end of the world.

Fail her. Because a girl who reads knows that failure always leads up to the climax. Because girls who understand that all things will come to end. That you can always write a sequel. That you can begin again and again and still be the hero. That life is meant to have a villain or two.

Why be frightened of everything that you are not? Girls who read understand that people, like characters, develop. Except in the Twilight series.

If you find a girl who reads, keep her close. When you find her up at 2 AM clutching a book to her chest and weeping, make her a cup of tea and hold her. You may lose her for a couple of hours but she will always come back to you. She’ll talk as if the characters in the book are real, because for a while, they always are.

You will propose on a hot air balloon. Or during a rock concert. Or very casually next time she’s sick. Over Skype.

You will smile so hard you will wonder why your heart hasn’t burst and bled out all over your chest yet. You will write the story of your lives, have kids with strange names and even stranger tastes. She will introduce your children to the Cat in the Hat and Aslan, maybe in the same day. You will walk the winters of your old age together and she will recite Keats under her breath while you shake the snow off your boots.

Date a girl who reads because you deserve it. You deserve a girl who can give you the most colorful life imaginable. If you can only give her monotony, and stale hours and half-baked proposals, then you’re better off alone. If you want the world and the worlds beyond it, date a girl who reads.

Or better yet, date a girl who writes.”

—Rosemarie Urquico


Berikut ini adalah visualisasi dari tulisan tersebut. Selamat menyaksikan!



-----TRANSLATE----

Kencanilah wanita yang membaca. Kencanilah wanita yang menghabiskan uangnya untuk buku, bukan untuk pakaian. Ia yang memiliki masalah dengan ruang di lemarinya karena ia memiliki terlalu banyak buku. Kencanilah wanita yang memiliki daftar buku yang ingin ia baca, yang telah memiliki kartu perpustakaan sejak masih berusia dua belas tahun.

Carilah wanita yang membaca. Kau akan tahu bahwa ia selalu memiliki buku yang belum terbaca di dalam tasnya. Ia yang penuh kasih melihat dari atas rak di toko buku, ia yang sedikit menjerit ketika ia menemukan buku yang ia inginkan. Apakah kau melihat wanita aneh mengendus halaman pada buku tua di sebuah toko buku bekas? Itulah pembaca. Mereka tidak pernah bisa menolak untuk mencium kertas, terutama jika kertas itu berwarna kekuningan.

Ia seorang wanita yang membaca ketika sedang menunggu di kedai kopi pinggir jalan. Jika kau mengintip cangkirnya, krimnya akan mengambang di atas permukaan karena ia sudah terlalu asyik. Tenggelam dalam dunia yang dibuat oleh penulis. Duduklah. Ia mungkin akan memberimu sorotan mata yang tajam, karena kebanyakan wanita yang membaca tidak suka diganggu. Tanyakan padanya apakah ia menyukai bukunya itu.

Belikan ia secangkir kopi lagi.

Biarkan ia tahu apa yang kau pikirkan tentang Murakami. Lihat apakah ia berhasil melewati bab pertama Fellowship. Pahami jika ia berkata bahwa ia mengerti James Joyce's Ulysses, ia berkata seperti itu hanya agar terdengar cerdas. Tanyakan padanya apakah ia menyukai Alice dan ingin menjadi Alice.

Sangat mudah untuk mengencani wanita yang membaca. Berikan buku di hari ulang tahun, Natal dan hari perayaan yang lainnya kepadanya. Berikan ia kata-kata dalam puisi dan lagu. Berikan ia Neruda, Pound, Sexton dan Cummings. Biarkan ia tahu kau mengerti bahwa kata-kata adalah cinta. Pahamilah bahwa ia tahu perbedaan antara buku dan realita, tapi sungguh, ia akan mencoba membuat hidupnya sedikit sama seperti buku yang dibacanya. Itu bukan salahmu jika ia benar-benar melakukan itu.

Ia harus mencobanya entah bagaimanapun caranya.

Berbohonglah padanya. Jika ia mengerti sintaksis, ia akan memahami kebutuhanmu untuk berbohong. Di balik kata-kata ada hal lain: motivasi, nilai, nuansa, dialog. Ini tidak akan menjadi akhir dunia.

Salahkan ia. Karena wanita yang membaca tahu bahwa kesalahan selalu mengarah pada klimaks. Karena wanita itu mengerti bahwa segala sesuatunya pasti berakhir. Tapi kau selalu bisa menulis sekuel. Yang bisa kau mulai lagi dan lagi dengan tetap menjadi pahlawan. Hidup yang dimaksudkan adalah untuk mencari satu atau dua musuh.

Mengapa takut terhadap sesuatu yang bukan dirimu? Wanita yang membaca mengerti bahwa orang-orang dan karakter itu berkembang. Kecuali dalam serial Twilight.

Jika kau menemukan wanita yang membaca, tetaplah berada di dekatnya. Bila kau menemukan ia terbangun jam 2 malam sambil mendekapkan buku di dadanya dan menangis, buatkanlah secangkir teh dan peluklah ia. Kau mungkin akan kehilangan dirinya untuk beberapa jam, tapi ia akan selalu kembali kepadamu. Ia akan berbicara seolah-olah karakter dalam buku itu adalah nyata, karena terkadang, memang iya.

Kau bisa melamar atau menikahinya di balon udara. Atau selama konser musik rock berlangsung. Atau dengan kasual saat ia sedang sakit. Melalui Skype juga bisa.

Kau akan sangat tersenyum dan akan bertanya-tanya mengapa hatimu tidak retak dan tidak berdarah di sekujur dadamu. Kalian akan menulis cerita tentang hidup kalian, memiliki anak-anak dengan nama yang aneh dan bahkan terkesan asing. Ia akan mengenalkan anak-anak kalian pada dongeng Cat in The Hat dan Aslan, mungkin di hari yang sama. Kalian akan melewati musim salju di usia tua kalian bersama-sama dan ia akan membacakan Keats saat kau mengeluarkan salju dari sepatu boots-mu.

Kencanilah wanita yang membaca karena kau layak untuk mendapatkannya. Kau berhak mendapatkan wanita yang bisa memberikanmu kehidupan yang berwarna-warni. Jika kau hanya bisa memberikan ia hal yang monoton, waktu yang basi dan proposal hidup yang setengah matang, maka kau lebih baik sendirian. Jika kau menginginkan dunia dan apapun yang di luar dunia, berkencanlah dengan wanita yang suka membaca.


Atau lebih baik lagi, berkencanlah dengan wanita yang suka menulis.

—Rosemarie Urquico













Bagaimana? Masih malu dianggap sebagai kutu buku? Masih ingin berubah menjadi diri orang lain? Masih belum berani untuk menjadi berbeda dari kebanyakan? Jika jawabannya "masih", cobalah baca ulang tulisanku ini.

Semoga tulisanku kali ini bisa membuat kita semua mencintai diri sendiri sebelum dicintai orang lain. Intinya itu.


Sumber:



5 comments: