12 November 2012

Seminar Net IC FT UI: Tantangan Penerapan IT dalam Mensukseskan Masa Depan Bangsa

(Pic: pixelstalk.net)
Saat itu saya sangat tertarik dengan isi tweet rekan saya Cahya Ahmad Trisdianto yang kebetulan anak FT UI. Ia meretweet tentang acara ini. Saya sempat baca dan tanpa berpikir lama saya memasukkannya ke dalam agenda. Namun esok harinya saya lupa tentang detail pelaksanaannya. Saya berniat untuk membuka laptop agar bisa melihatnya di website. Namun saya teringat  posisi saya saat itu sedang di kantin Fasilkom, dimana peraturan disana tidak diperbolehkan membuka laptop pada jam-jam makan siang. Akhirnya saya menanyakan kembali kepada si Cahya itu. Namun ia malah menjawab tak tahu detailnya. Saya memaklumi hal itu. Sudah agak pupus niatan saya. Tapi beberapa menit kemudian si Cahya mengirimkan SMS yang berisikan semua detail acara. Dari mulai ruangannya, CP-nya, dan lain-lain. Akhirnya saya berangkat ke Fakultas Teknik. Terima kasih, Camat (panggilannya). Berkat info darimu lah pada akhirnya saya bisa menulis disini :)

Pengisi seminarnya adalah dua orang hebat, yaitu Pak Muhammad Salman (guru besar FT UI) dan Pak Didi Setiadi (pebisnis di bidang IT). Ketika melihat CV mereka, saya hanya bisa geleng-geleng kepala hehehe.
Seminar ini terbagi menjadi dua subtopik. Pak Salman lebih banyak menjelaskan tentang IT itu sendiri, sedangkan Pak Didi lebih ke pembahasan entrepreneurship atau bisnis jika dikaitkan dengan IT.

Langsung saja ya saya bahas dengan poin-poin. Yang pertama dari Pak Salman

  • Apa bedanya education dengan learning? Kalau education itu lebih ke pendidikan formal, sedangkan learning itu tak harus formal. Begini, education itu sekolah, learning itu belajar. Wajib sekolah itu hanya beberapa tahun, tapi kalau wajib belajar sampai akhir hayat. Intinya learning cycle itu baru berhenti di liang lahat.
  • Kita memasuki convergence era. Dimana antara komputer dan alat komunikasi tak dapat dipisahkan. Hal ini berdampak pada perubahan gaya hidup.
  • Penetrasi dari internet mencapai angka yang sangat spektakuler lantaran akses semakin mudah. Ini bisa disebut sebagai complex network, yaitu situasi dimana semua orang bisa mencapai keadaan always connected. Ditambah dengan adanya cloud computing service, yaitu dimana orang-orang bisa menggunakan resourcing tanpa harus memilikinya.
  • Kita tidak perlu paranoid terhadap social media, yang penting kita produktif dengan hal itu.
  • "If Facebook were a country, it would be the 3rd largest country in the world."
  • "The percentage of unstructural data is 85% of the total and growing.... " (Delphi Group Survey). Hal ini disebut inform-overload. Disinilah IT berperan.
  • Knowledge management framework: 1) Lever: using knowledge to create value (menggunakan pengetahuan untuk membuat nilai) 2) Integrate: connecting knowledge (mengkoneksikan pengetahuan) 3) Collaborate: sharing knowledge (berbagi pengetahuan) 4) Innovate: creating new knowledge (membuat pengetahuan baru) 5) Learn: building knowledge (mengembangkan pengetahuan)
  • Coba kalian cari di internet tentang TED. Itu adalah forum global untuk sharing ide dan menumbuhkan info. Ada seorang anak muda yang memiliki ide untuk membuat batik yang berbasis matematis. Akhirnya terlaksana setelah idenya itu di-share ke forum tersebut lantaran ada pihak yang ikut merealisasikan.
  • Coba kalian buka MIT Open Course Ware. Buka juga vts.uta.edu/sl.htm (mobile library).
  • Negative Impact: 1) Reducing academic reading and writing skill. Salah satunya yaitu online plagiarism. Kita sering copy-paste dari internet adalah salah satu contohnya. Di luar negeri, dosen memiliki software komparasi persentase plagiarism. Ketika muridnya mengerjakan tugas, skripsi, dan lain-lain, maka itu akan terdeteksi persentase plagiatnya. 2) Online translation. Hanya bisa valid translation-nya jika yang dimasukkan itu short sentence atau kata. Kalau long paragraph, kemungkinan besar tidak akan valid. Saya pernah punya murid yang mengerjakan skripsi berbahasa Indonesia yang di-translate ke bahasa Inggris. Saya tahu dia menggunakan online translation. Karena kata-katanya agak berantakan.
  • "The network is the knowledge.." -George Siemens

Lalu masuk ke sesi Pak Didi.
  • Bagi kalian yang punya bisnis, hire lah pegawai kalian dengan mental entrepreneur. Terimalah pegaiwai yang ide-idenya unik dan gila.
  • Cloud computing meliputi 3: Infrastruktur (semisal data center), platform (semisal amazon.com), dan software/aplikasi.
  • IT adalah teknologi yang berhubungan dengan arus informasi. Bisnis adalah sebuah organisasi (terdapat orang-orang) yang memproduksi barang atau jasa yang mempunyai nilai yang dapat diperjualbelikan.
  • Ini adalah hal-hal yang sering dibicarakan oleh orang-orang yang tak mengerti IT: -Why does IT cost so much? (Kenapa IT banyak menghabiskan uang?), -Plenty of companies succeed without spending a lot on IT (Banyak perusahaan sukses tanpa IT), -We get results a lot faster in my department when we just do all the IT ourselves (Kami mendapat kesimpulan lebih cepat di departemen saya ketika kami melakukan aktivitas IT oleh diri kami sendiri), -My son got our wireless network running at home in about 15 minutes. Why do your people take so long? (Anak saya mendapat koneksi wireless di rumah hanya sekitar 15 menitan. Kenapa orang-orangmu (orang-orang IT) begitu lama?), dan statement-statement lainnya.
  • Intinya sih ketika kamu sedang melakukan coding, terus orang-orang disekitar kamu bilang "Apaan sih ribet-ribet amat?" Geram, tidak? Udah tahu coding susah, eh dimaki-maki pula hehehehe.
  • Business plan tidak terlalu dibutuhkan, yang lebih dibutuhkan adalah business model.
  • Ada yang bilang "Project IT bisa jadi never ending process" hehehehe.
  • 4 steps as an IT professional / IT executive: 1) Change your thinking to avoid the value traps. Maksudnya ubah cara berpikir tentang nilai dari bisnis. Jangan melihat selalu dari luar. Didalam ada yang lebih penting. Manajemennya, dan lain-lain. 2) Show that IT provider value for money. Maksudnya harus ada penekanan biaya. Measurable. Benchmark. Provide data. 3) Show how IT improves business performance. Tunjukkan bahwa IT dapat meningkatkan performance dari bisnis kita. 4) Show how you have value beyond IT. Perusahaan kita harus punya nilai setelah menggunakan IT.
  • Bisnis itu punya rantai nilai. Dari mulai pemasokan sampai ke konsumen.
  • Ada integrasi antara people-process-technology.
  • Coba kalian buka gartner.com disitu ada yang disebut hype cycle. Yang bisa memprediksi dan menganalisa IT. Misal ada produk yang diprediksi oleh Gartner hanya akan bertahan selama 2 tahun, maka kita sebaiknya tidak menjadikan produk itu sebagai rekomendasi untuk kita beli.
  • "If you don't know where you're going, you'll wind up somewhere else." -Yogi Berra

Kemudian masuk ke sesi tanya jawab. Karena pengisi seminar menjawab secara bergantian, maka saya akan menggabungkan poin-poin jawaban mereka.
  • Kalau kita ingin berjualan, itu ada yang be to be dan be to see. Yang be to see itu kita harus memiliki banyak stok, kerjasama dengan bank, dan jasa pengantar.
  • Di Indonesia sangat tidak praktis online store-nya. Menerapkan prinsip O2O (Online To Offline). Eksekusi baru dilaksanakan saat bertemu.
  • Kalau mau jadi entrepreneur, harus punya visi dan passion yang kuat. Bahkan ada yang menuliskan visi-misi mereka di kertas lalu dikubur di sebidang tanah. Agar kelak jika lupa bisa diingat lagi hehehehe.
  • Ketika ingin start-up jadi entrepreneur, baiknya jangan sendirian. Minimal dua orang. Karena nantinya ia yang akan mengingatkan visi-misi kita jika suatu saat nanti kita sedang down atau nyeleneh. Sebuah riset di Amerika menyatakan bahwa hanya 11% saja yang jadi founder sendirian, 89% nya tidak sendiri.
  • Jika kita punya suatu ide untuk memulai bisnis, beritahu orang lain! Tapi sebaiknya untuk awal-awal jangan orang tua, karena nanti biasanya tidak objektif.
  • Dulu Steve Jobs pernah mengeluarkan statement yang cukup menggemparkan, dia bilang "Saya akan meluncurkan handphone yang tombolnya hanya satu." Kebanyakan orang tidak percaya. Namun ternyata bisa teralisasi. Tombolnya ada di screen.
  • Jika mau jadi entrepreneur e-commerce, kita harus pernah merasakan menjadi konsumennya dahulu. Agar ada gambaran dan mengerti area-areanya.
  • Sebenarnya menjadi seorang entrepreneur tidak terlalu butuh pendidikan formal. Sebab mindset-nya ke bisnis, bukan akademis. Namun pendidikan formal diperlukan ketika kita mau berbisnis di daerah yang spesifik. Contoh kita berbisnis di bidang penelitian, jalur pendidikan formal memang harus ditempa. Namun di negara sana, justru entrepreneur sukses lebih sering kena DO hehehehe.
  • Kapan waktu yang tepat untuk menjadi seorang entrepreneur? Ya, saat kita siap.
  • Entrepreneur wajib memiliki leadership skill, dapat membaca pasar, punya kemampuan analisis yang baik, dan lain-lain yang memang dibutuhkan seorang entrepreneur.
  • Buku anjuran saya untuk para entrepreneur yaitu The Lean Start Up by Eric Ries. Khusus untuk entrepreneur yang ingin bergerak di bidang IT, saya menganjurkan buku Harvard Business: The Real Business of IT.

Demikian yang dapat saya sampaikan dari seminar ini. Semoga bermanfaat bagi teman-teman sekalian yang tak sempat menghadirinya. Aamiin Ya Rabb :)





4 comments: