Pada hari Sabtu, 9 Agustus 2014,
saya dan ketiga rekan saya menghadiri workshops yang diselenggarakan oleh ASEAN
Youth Community. Berbagai workshops itu dikemas dalam sebuah acara yang bernama
ASEAN Youth Expo 2014 dengan tema "Gateway yo ASEAN". Sebenarnya rangkaian acaranya dimulai sejak
tanggal 8 Agustus dan pada tanggal 11 Agustus pun masih ada events yang dapat
diikuti. Namun kami memilih untuk berpartisipasi dalam dua workshops saja yang
menurut kami paling menarik temanya dan berkaitan erat dengan passion kami
masing-masing.
Saya pribadi memang sudah mematok
keinginan saya untuk mengikuti dua workshops tersebut tatkala teman saya
mengirim screen-capture tentang rundown acaranya. Dan ternyata teman saya juga
tertarik pada tema workshops yang sama. Tadinya saya berpikir saya tidak bisa
ikut karena pada tanggal 10 saya hendak pindah ke sebuah tempat kost. Tapi saya
tidak mau membuang kesempatan yang ditawarkan di depan mata saya. Apalagi
kesempatan untuk mendapatkan ilmu.
Dua tema workshops yang kami
pilih adalah “Financial Planning for Youth” by Ligwina Hananto selaku CEO QM
Financial dan “Media Literacy and Business Writing for Youth” by Mr. dan Mrs.
Calapit dari Asosiasi Editor Filipina.
Kawan saya yang bernama Riva
adalah seorang mahasiswi jurusan manajemen. Saya sudah agak bisa menerka bahwa
ia akan tertarik dengan tema yang pertama saya sebut tadi. Sedangkan lelaki kesayangan saya adalah orang yang berkelut di bidang entrepreneurship. Keuangan adalah
salah satu pembahasan yang paling ia minati selain pembahasan tentang teknologi.
Kekasihnya Riva juga antusias ingin mengikuti workshops tersebut meski saya
tidak tahu persis apa alasannya. (Karena saya tidak terlalu mengenalnya, bahkan
Riva sendiri yang bilang bahwa kekasihnya itu cenderung tertutup.) Dan saya,
sudah jelas saya tertarik dengan tema yang kedua. Ya, saya ingin mengetahui
lebih dalam tentang writerpreneurship.
Kami memutuskan untuk berangkat
ke fX Sudirman dengan menaiki kereta kemudian bus kopaja. Kami datang kepagian.
Satu jam sebelum workshop pertama dimulai. Tapi itu lebih baik daripada
terlambat. Ya, meski kami harus berlagak bak anak hilang dulu. Kalau kata Dzikron, "Kita kayak 'bopung'." (Mungkin hanya anak Bekasi pinggiran yang paham artinya. Termasuk saya.)
Awalnya, lingkungan di sekitar
tempat acara terlihat gelap dan lengang. Justru yang ramai malah teaternya JKT
48. Tapi lama kelamaan semakin ramai saja di sana dan lampu mulai
dinyalakan. Saking ramainya, kursi yang disediakan oleh panitia tidak cukup
untuk menampung kami. Kami berempat dan peserta yang lainnya duduk di lantai.
Tak mengapa bagi kami, asal suara pembicaranya terdengar dengan jelas.
Workshop 1: “Financial Planning
for Youth” by Ligwina Hananto (CEO QM Financial)
- Kalau berbicara tentang perencanaan keuangan (financial planning), kita akan banyak bicara juga tentang kemandirian (independence).
- Kemandirian masih sulit untuk diajarkan di Indonesia karena budaya kita yang memang biasanya terlalu posesif terhadap anak. Apalagi anak perempuan. Anak harus selalu di rumahlah, dan sebagainya. Hal itu menyebabkan sang anak jadi susah move on untuk jadi lebih mandiri.
- Saran untuk yang perempuan: mintalah mas kawin yang bisa dijual lagi. Contohnya: emas. Kalau seperangkat alat sholat saja toh kita bisa beli sendiri, kan?
- Independence itu tentang tiga hal: to be responsible for own life (kalau kita pinjam, kita harus bisa bayar), to take action (bayarlah pakai uang sendiri), to be who you are (punya properti sendiri).
- Latihan merencanakan keuangan yang paling sederhana tapi sangat menyebalkan adalah mencatat pengeluaran. Silakan dicoba sehari demi sehari.
- Pengeluaran itu terbagi jadi: tabungan (10-30% dari pendapatan), cicilan (10-20% dari pendapatan), lifestyle (20% dari pendapatan), pengeluaran rutin (tidak dapat dipatok; masing-masing orang berbeda).
- Kalau menabung, jangan hanya sekedar menabung. Harus tahu tujuannya untuk apa. Karena bagi saya, uang itu harus dipakai.
- Orang yang susah untuk menabung biasanya saat masih kanak-kanak tidak diajarkan cara berbelanja oleh orangtuanya.
- Jangan pernah mencicil sesuatu yang tidak bisa “dipegang”. Misalnya tiket pesawat. Takutnya ketika kamu sudah melakukan trip, cicilanmu belum lunas.
- Kalau bisa buatlah satu rekening khusus untuk membayar cicilan. Terutama untuk para freelancer yang gajiannya tak menentu.
- Usahakan nanti beli atau bangun rumah sendiri. Meski kamu masih tinggal di rumah orangtua, dalam hidupmu kamu harus punya rumah sendiri. Itu salah satu kemandirian yang berhasil. Dengan membangun sebuah rumah, kamu telah memberi lapangan pekerjaan kepada minimal 40 orang.
- Kamu sekolah tinggi-tinggi tapi tidak bisa punya uang banyak, kamu pintar? Tidak. Kamu bodoh!
Workshop 2: “Media
Literacy and Business Writing for Youth” by Mr. dan Mrs. Calapit (Associated
Editors Company, Philippines)
- Tiga hal yang harus diketahui saat menulis surat lamaran ke luar negeri: tulislah sendiri, pahamilah dengan baik, dan milikilah pemikiran kreatif dan imajinatif.
- Jika ingin melamarkan diri ke perusahaan atau universitas di luar negeri, kita harus mengetahui dahulu tentang visi dan misi instansi tersebut.
- “Jual”-lah dirimu dengan daftar pengalaman.
- Gunakan kalimat aktif, bukan kalimat pasif.
- Biasanya instansi menginginkan surat dengan perataan kiri (align left).
- Jangan menyisipkan namamu di paragraf pertama pada sebuah surat lamaran.
- Jangan mengemis atau menggunakan kalimat yang memberi kesan perlu dikasihani. Tunjukkan bahwa kamu yang terbaik dan kamu memang layak karena kemampuanmu. Bukan karena kamu sengsara.
- Pendapat kami (Mr. dan Mrs. Calapit) tentang masyarakat Indonesia adalah masyarakat Indonesia itu fleksibel dan toleran.
Demikianlah rangkuman workshops
di ASEAN Youth Expo 2014. Hmm, mungkin saya agak berlebihan dalam mengekspektasikan workshop yang kedua. Saya kira, workshop kedua akan membahas bagaimana caranya menjadi
writerpreneur. Ternyata workshop kedua malah membahas tentang cara menulis
surat lamaran. Entahlah. Tapi alhamdulillah, ada sesuatu yang bisa saya bawa pulang. Dan dengan tulisan ini, saya bagi-bagikan kepada Anda sekalian. :)
Wassalamu’alaikum..
No comments:
Post a Comment