08 June 2016

Seminar Beasiswa: Dapatkan Beasiswa dan Amankan Masa Depanmu!

(Pic: blog.slice.com)

Halo, assalamu’alaikum, temansss! Setelah beberapa hari menjalani perkuliahan di minggu ini dengan segambreng tugas gono-gini dan presentasi sana-sini, akhirnya saya menyediakan waktu untuk menulis di blog ini lagi. Senangnyaaa! Namun sejujurnya, saya sedang dalam kondisi yang kurang sehat saat ini. Tak apa. Hanya terkena sindrom “kurang piknik”. Halah. :D

Pada kesempatan kali ini, saya akan membagikan apa yang saya dapatkan pada hari Rabu, 18 Mei 2016. Saat itu, tepatnya di siang hari, saya mengikuti seminar beasiswa yang bertema “Grab Your Scholarship and Secure Your Future!” yang diadakan oleh DEMA FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kebetulan hampir seluruh dari panitia acara seminar tersebut adalah teman saya. Jadi, saya tak merasa kesulitan mendapatkan informasi tentang acara seminar tersebut karena teman-teman saya gencar untuk mempublikasikannya.

~~~

Motif saya untuk mengikuti seminar tersebut yang pertama adalah karena saya memang menyukai seminar-seminar tentang beasiswa. Bukan karena saya pintar atau apalah-apalah. Saya mengutip perkataan seorang teman perempuan yang sedang menempuh pendidikan berjenjang S-2 di Belgium: “I love to cook, but I will not spend my life just for cooking. I have this thing called ‘passion’ to learn. I can’t be categorized as smart. No! I am just very determined and passionate in getting what I want. I love to study here. The more I study, the more I realize that I still know very less. The more I study, the more attractive knowledge is.” Yap, setuju! Ilmu pengetahuan itu atraktif! Saya jatuh cinta pada hal-hal yang berkenaan dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Motif sampingannya adalah untuk mengisi waktu luang di hari Rabu. Sebetulnya, pada hari Rabu, saya memiliki jadwal kuliah Ekonomi Politik Internasional. Namun dikarenakan Bapak Dosen tercinta (cie mentang-mentang ganteng) sedang melakukan kunjungan ke perusahaan industri pesawat tempur yang ada di Swedia, maka kelas diliburkan. Nah, maka kesempatan untuk mengikuti seminar tersebut tidak akan saya sia-siakan. Karena jujur saja, saya tidak betah berada di kost-an. :’)

Ini kapan pembahasan tentang materinya? Maklum, seperti tulisan-tulisan saya sebelumnya, saya membuat muqaddimah-nya terlebih dahulu. Basa-basi? Bisa jadi. Tapi kata dosen bahasa Indonesia saya, basa-basi itu sopan-santun. :p

(Source: Akun LINE official DEMA FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

~~~

Oh iya, pembicara pada seminar beasiswa ini merupakan orang-orang yang kece di bidangnya, seperti Pak Eko Prasetyo selaku Dirut LPDP yang sayangnya tak bisa hadir dan digantikan oleh seorang ibu yang namanya saya lupa, Kak Editha Nurida dari Institut Francais, Kak Nada Ayuanda dari Australia Award, dan Pak Yos Sudarso dari USAID Prestasi. FYI, keempat pembicara tersebut ialah perwakilan dari lembaga pengelola dana beasiswa yang berbeda. Dan Kak Nada Ayuanda adalah alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lho! Seminar itu menghadirkan pula kakak-kakak alumni UIN Syarif Hidayatullah yang berhasil mendapatkan beasiswa ke luar negeri lainnya pada sharing session. Waaah! :3

Nah, berikut ini adalah hasil catatanku dalam seminar beasiswa tersebut. Selamat membaca!


~~~

Beasiswa LPDP
Terdapat tiga pertanyaan yang harus dijawab oleh diri sendiri saat hendak mengajukan beasiswa ke LPDP, yaitu: a) mau ambil gelar master atau doktor?, b) mau ambil universitas yang di dalam negeri atau luar negeri?, c) mau ambil jalur reguler atau afirmasi?
Jalur reguler bisa diikuti oleh semua peserta yang memenuhi persyaratan. Namun jalur afirmasi memiliki persyaratan-persyaratan khusus, seperti: a) berasal dari keluarga tidak mampu namun berprestasi, b) berasal dari keluarga tidak mampu yang merupakan lulusan program Bidik Misi, c) bisa diakses dari daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal), d) berprestasi di kancah internasional. 
Tingkat kesulitan dalam penerimaan beasiswa LPDP dibagi ke dalam tiga layer, yaitu layer 1, layer 2, dan layer 3 (tergantung prioritas jurusan atau bidang). Jika jurusan atau bidang yang ingin dipilih peserta berada di layer 1, maka walaupun skor peserta rendah, peserta diprioritaskan untuk lolos. Untuk daftar jurusan atau bidang berdasarkan layer, bisa dicek di website resmi LPDP.
LPDP juga menyediakan beasiswa khusus untuk dokter yang ingin mengambil spesialis dan beasiswa khusus untuk dosen.
Selain itu, LPDP juga menyediakan beasiswa untuk mahasiswa yang ingin membuat thesis dan/atau disertasi yang tidak memiliki donator, sponsor, dan lain-lain.
Batasan usia yang diperbolehkan untuk mendaftar beasiswa reguler LPDP jenjang S-2 adalah 30 tahun, sedangkan jenjang S-3 maksimal berusia 40 tahun. Kemudian untuk beasiswa dosen, batas usia untuk jenjang S-2 ialah 40 tahun, dan untuk jenjang S-3 adalah 47 tahun.
Sebenarnya kandidat seperti apa yang dicari oleh LPDP? Mereka yang memiliki karakter kuat dan berjiwa kepemimpinan tinggi!
Terdapat beberapa tahapan seleksi untuk bisa mendapatkan beasiswa LPDP, yaitu a) seleksi administrasi/berkas, b) tahap wawancara, c) Leaderless Group Discussion (LGD), d) academic writing, e) training persiapan keberangkatan, f) evaluasi/monitoring, g) penyegaran alumni, h) pengelolan talent, i) pengelolaan alumni. 
Skor paling besar didapatkan dari seleksi wawancara. Pada saat wawancara, terdapat pertanyaan tentang kontribusi apa yang akan peserta lakukan untuk Indonesia setelah selesai menempuh pendidikan. Dan jawaban dari pertanyaan tersebut akan menjadi komitmen yang selalu diingat oleh pihak LPDP. Wawancara akan direkam. Maka jika penerima beasiswa LPDP tidak melakukan apa yang telah ia ucapkan pada sesi wawancara, maka akan ada permintaan pertanggungjawaban.
Leaderless Group Discussion (LGD) ialah diskusi kelompok tanpa pemimpin, yang mana hanya ada seorang penulis laporan. Dalam diskusi tersebut akan terlihat karakter peserta, apakah ia gemar mendominasi pembicaraan, bicara hanya pada waktu yang tepat, atau ia cenderung pasif dan apatis.
Tahap academic writing ialah tes menulis tulisan akademis. Terdapat tiga esai yang harus ditulis, yaitu esai kontribusiku, esai mimpi besarku, dan esai yang ditulis di tempat tes dengan waktu selama 30 menit. Untuk yang ingin berkuliah di dalam negeri, esai ditulis dengan bahasa Indonesia. Namun untuk peserta yang hendak berkuliah ke luar negeri, esai ditulis dalam bahasa Inggris.
Alumni beasiswa LPDP terbagi menjadi dua, yaitu alumni biasa dan alumni talent. Alumni talent nantinya akan membantu mengurus lembaga LPDP.
Jika seorang peserta tidak lolos dalam tahap administrasi/berkas, ia boleh mengikuti seleksi LPDP lagi di kesempatan lain. Namun jika seseorang tidak lolos dalam tahap substansi (wawancara, diskusi, esai, dan lain-lain), maka ia hanya memiliki satu kali kesempatan lagi untuk mendaftar beasiswa LPDP.
Jika nilai IPK dan bahasa Inggris kurang dari standar yang dipersyaratkan, maka peserta seleksi harus membawa Letter of Acceptance (LoA) dari universitas yang diincarnya. Maksudnya, ia harus diterima terlebih dahulu di universitas yang diinginkannya.
Beberapa hal yang diakomodir oleh LPDP dapat dilihat di situs resmi LPDP. Salah satu yang diakomodir oleh LPDP adalah family allowance. Jika penerima beasiswa sudah berkeluarga dan dapat membuktikannya dengan Kartu Keluarga, maka dalam masa studi enam bulan, maka penerima beasiswa boleh membawa keluarganya ke negara tempat penerima beasiswa berkuliah. 

~~~

Beasiswa Institut Francais
Mengapa harus berkuliah di Prancis? Karena Prancis menyediakan lingkungan belajar yang berkualitas, menawarkan perspektif baru, dan menjanjikan kualitas hidup yang lebih baik.
Di Prancis terdapat kurang-lebih 3.500 perguruan tinggi.
Perkuliahan di Prancis terbagi menjadi program berbahasa Prancis dan program berbahasa Inggris. Untuk program berbahasa Prancis, tidak dikenai biaya perkuliahan karena sudah disubsidi oleh pemerintah. Namun untuk program berbahasa Inggris memiliki biaya tambahan. Untuk itu, sangat disarankan bagi yang ingin berkuliah di Prancis, belajarlah bahasa Prancis! Namun untuk yang tidak bisa berbahasa Prancis dengan fasih, mahasiswa bisa memiliih ingin menggunakan berapa persen bahasa Prancis dan berapa persen bahasa Inggris.
Prancis mendapatkan peringkat ke-3 sebagai negara di dunia yang dipilih oleh mahasiswa asing. Selain itu, Prancis juga mendapatkan peringkat pertama untuk negara tidak berbahasa Inggris.
Prancis sangat memegang teguh prinsip persamaan hak. Jadi, jangan takut akan ada “pilih kasih” di kelas atau di kehidupan sosialmu.
Jika kamu berusia 12 sampai 26 tahun, kamu mendapatkan diskon 50% untuk naik transportasi umum.
Jika menaiki kereta pada waktu subuh, maka biayanya akan jauh lebih murah.
Sistem kredit di universitas-universitas Prancis ialah ECTS (European Credit Transfer System). Oleh karena itu, jika mahasiswa lulus dari universitas di Prancis, maka gelarnya akan diakui oleh Uni Eropa.
Sama seperti di Indonesia, perguruan tinggi dibagi menjadi dua macam, yaitu universitas yang jurusannya bermacam-macam, dan institut yang hanya berfokus pada bidang tertentu.
Berbagai macam beasiswa yang bisa diikuti jika hendak berkuliah di Prancis, yaitu a) beasiswa BGS yang merupakan beasiswa untuk jenjang S-2 dan S-3 dari kedutaan besar Prancis, b) beasiswa LPDP, c) beasiswa Eiffel yang merupakan beasiswa dari Kementerian Luar Negeri Prancis, d) beasiswa dari universitas-universitas Prancis, e) beasiswa regional Prancis yang merupakan beasiswa dari pemerintah daerah di Prancis, f) beasiswa Erasmus yang merupakan beasiswa dari Uni Eropa.
Beasiswa Erasmus adalah beasiswa yang paling unik. Satu semester, mahasiswa akan berkuliah di Prancis. Pada semester lain, mahasiswa mungkin saja berkuliah di negara-negara lain yang tergabung dalam Uni Eropa. Beasiswa ini sangat cocok untuk kamu yang ingin belajar sambil jalan-jalan.

~~~

Beasiswa USAID Prestasi
Beasiswa USAID Prestasi ialah beasiswa S-2 untuk mahasiswa yang ingin berkuliah ke Amerika Serikat.
Yang dicari oleh beasiswa USAID Prestasi adalah para calon pemimpin masa depan. 
USAID Prestasi ialah beasiswa yang diperkhususkan untuk para pemimpin muda, Pegawai Negeri Sipil, karyawan swasta, aktivis NGO, dan lain sebagainya. Untuk itu USAID Prestasi memberi syarat bahwa peserta harus memiliki pengalaman kerja minimal dua tahun (akumulasi). Sebab target utama beasiswa ini bukan individunya, namun institusi di mana individu itu bekerja. Sepulang dari Amerika, individu tersebut harus berkontribusi untuk membangun institusinya.
USAID Prestasi juga mensyaratkan peserta untuk diterima terlebih dahulu di program beasiswa USAID Prestasi, barulah setelah itu akan dilamarkan ke universitas di Amerika yang dimau oleh peserta. 
Beasiswa USAID Prestasi mengakomodir banyak hal, kecuali tiket penerbangan dan embel-embelnya. Selengkapnya bisa dicek di situs resmi USAID Prestasi.
Para mahasiswa yang berkuliah di Amerika Serikat dengan bantuan beasiswa USAID Prestasi wajib pulang ke Indonesia sesaat setelah lulus.

~~~

Beasiswa Australia Awards
Mengapa harus berkuliah di Australia? Karena 7 dari 100 kampus terbaik di dunia ada di Australia dan urusan Visa ke Australia sangatlah mudah.
Beasiswa Australia Awards terbagi menjadi dua, yaitu untuk jangka pendek (3 bulanan) dan untuk jangka panjang (studi S-2 dan S-3).
Pendaftar yang diprioritaskan oleh beasiswa ini adalah wanita, penyandang disabilitas, dan prospek institusi pemerintah.
Peserta harus melamar beasiswa ini setahun seeblum waktu perkuliahan yang diinginkan.
Tips untuk dapat lolos beasiswa ke luar negeri, yaitu: a) ketika di wawancara, diskuis, atau esai, jangan terlalu berfokus pada diri sendiri, fokuslah untuk menyelesaikan masalah bersama, b) luangkan waktu sebanyak mungkin untuk mengisi aplikasi, c) sat wawancara, gunakan bahasa sederhana tapi dapat menjawab.
Selebihnya dapat dilihat di situs resmi Australia Awards.

Itulah yang dapat saya sampaikan dari seminar beasiswa yang saya hadiri tersebut. Semoga dapat menjadi input yang positif untuk kamu yang hendak melanjutkan studi dengan bantuan beasiswa. Semangat, ya! Terdapat sebuah kutipan dari Anggun C. Sasmi yang ada di video persembahan dari Institut Francais yang akan saya gunakan untuk mengakhiri tulisan saya ini:

“Mumpung masih muda, pergilah sejauh mungkin!”

Wassalamu’alaikum… :)

No comments:

Post a Comment