07 December 2016

Nordik & Skandinavia: Tempat Orang Berhati Mulia dan Terbahagia?


(Deer in Snow | favim.com)

Hai! Assalamu’alaikum semuanyaaa! ^^

Pernah suatu ketika dalam pertemuan di kelas mata kuliah Ekonomi Politik Internasional 2, kami membahas materi tentang foreign aid atau bantuan luar negeri. Kemudian terdapat suatu pernyataan dari dosen saya yang membuat saya tergugah untuk mencari tahu lebih dalam, kira-kira begini bunyinya:

“Tidak seperti Amerika Serikat dan China yang ‘mengharap imbalan’ dalam memberikan bantuan, negara-negara Nordik dan Skandinavia memiliki karakteristik unik tersendiri. Mereka membantu bukan karena kepentingan politis dan ekonomis; mereka membantu murni karena mereka memang negara-negara yang berhati mulia. Mereka tak pernah dijajah dan mereka negara paling bahagia di dunia.” (Pak Taufik, 2016)

Saat mendengar kalimat tersebut, entah kenapa hati saya jadi adem seadem-ademnya. Saya pun berpikir, mungkin memang benar bahwa ada hubungan yang berbanding lurus antara murah hati dengan kebahagiaan. I mean, semakin banyak kita memberi, semakin bahagialah kita. Vice versa.

Kemudian saya pun terhanyut dalam dimensi yang berbeda – rasanya saya sudah tidak lagi terduduk manis di kelas. Yap, saya berimajinasi tentang negara-negara Nordik atau Skandinavia tersebut. Saya menimbang-nimbang, apakah suatu saat kaki saya akan menapak di sana demi pengembaraan kebahagiaan yang hakiki? Ah, sebenarnya tidak usah mencari kebahagiaan sampai ujung dunia karena bahagia adanya di dalam diri kita. Namun sepertinya negara-negara semacam itu memang layak untuk ditelisik. Apakah memang benar mereka bahagia? Jika iya, apa yang membuat mereka menjadi demikian?


Allah, tetiba saya ingin ke sana. Sungguh. :’) 

Namun saya teringat perkataan dosen saya yang lainnya, yaitu dosen mata kuliah Studi Kawasan Eropa. Kira-kira begini:

“Kehidupan di Eropa sangatlah stabil, spesifik, dan teratur. Jika kamu ialah tukang kayu, beberapa tahun mendatang kamu akan tetap menjadi tukang kayu, namun dengan tingkat profesionalisme dan gaji yang tentunya semakin tinggi. Namun hampir dipastikan kamu sulit berpindah ke bidang pekerjaan lain. Sebab di sana, seseorang dituntut untuk menjadi profesional. Beda dengan di Indonesia yang penuh dengan kesempatan dan tantangan. Hari ini kamu tukang kayu, besok kamu bisa jadi presiden. Bagi kamu yang suka dengan kehidupan yang gitu-gitu aja tapi terjamin, silakan pergi ke Eropa. Namun jika kamu ialah penyuka tantangan seperti saya, di Indonesia saja.” (Pak Andar, 2016)

Hmm, mungkin kalau saya mengambil jalan tengahnya, kita habiskan saja jatah gagal selagi muda di Indonesia, kemudian setelah tua barulah pindah ke Eropa. Hehe. Ngayal boleh lah yha. 

Dan sampailah saya pada tahap kepoin Skandinavia dan Nordik…

~~~

Nordik dan Skandinavia itu apa, sih? Nama suatu negara? Bukan! Nordik dan Skandinavia justru sebutan untuk sebuah kawasan yang terdiri dari banyak negara.

(Nordik dan Skandinavia | quora.com)

Negara-negara yang termasuk ke dalam kawasan Skandinavia yaitu Swedia, Denmark, dan Norwegia. (lihat bagian yang berwarna merah)

Sedangkan negara-negara yang termasuk ke dalam kawasan Nordik adalah Swedia, Denmark, Norwegia, Islandia, Finlandia, Aland, Greenland, Kepulauan Faroe, dan Svalbard. (lihat bagian yang berwarna merah plus oranye)

Intinya, Skandinavia ialah kawasan yang berada di dalam kawasan Nordik. Negara-negara Skandinavia sudah pasti termasuk ke dalam negara-negara Nordik. Namun negara-negara Nordik belum tentu termasuk ke dalam kawasan Skandinavia.

Finlandia termasuk, guys! Entahlah, sedari dulu rasanya saya penasaran dengan negara tersebut. Apalagi setelah mendengar kabar bahwa Finlandia merupakan negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Jadi pingin nyicip belajar di sana. :’)

And anyway… Sebelumnya saya sudah pernah mendengar kata “Skandinavia”, terutama dalam kaitannya dengan desain interior rumah. Scandivanian Style; desain interior rumah dengan tema minimalis, dominan berwarna putih, dan perabotannya mayoritas berbahan dasar kayu. Aaa putiiih! Warna favorit sayaaa! Ternyata setelah dicari tahu, negara-negara Nordik atau Skandinavia memang identik dengan salju, rusa, dan segala hal yang mengingatkan kita pada musim dingin. Wah, kok, saya jadi semakin “ngebet”, yah? Seolah-olah negara-negara tersebut memang diciptakan untuk saya. :’) Halah.

(Desain Interior Scandinavian Style | dominiquedecoratrice.files.wordpress.com)


~~~

Dalam tiap survey, negara-negara Nordik selalu menempati posisi teratas sebagai negara paling sejahtera, bahagia, dan aspek-aspek baik lainnya. Sebenarnya apa yang menyebabkan negara-negara dengan populasi yang sedikit dan iklim yang dingin itu dapat sangat sukses?



Menurut The Economist Special Report (2013), World Economic Forum (2011), dan sumber-sumber lain yang saya baca, berikut ini adalah penyebab suksesnya negara-negara Nordik:


Reformasi yang Berjalan Mulus
Pada tahun 1980-1990-an, negara-negara Nordik berhasil terbebas dari krisis global. Hebatnya, krisis global justru dijadikan “Aha! Moment” atau momentum yang tepat oleh negara-negara Nordik untuk mereformasi sistem ekonomi dan memodernisasi tatanan sosial mereka. Prinsip negara-negara Nordik dibangun dengan pragmatism dan tough-mindedness. Sehingga negara-negara Nordik muncul sebagai negara yang memiliki sistem politik dan ekonomi campuran sayap kanan (liberalisme/kapitalisme) dan sayap kiri (sosialisme/komunisme).

Sebagai contoh adalah reformasi yang dilakukan oleh Denmark. Sistem sosial dirombak besar-besaran dan usia pensiun ditinggikan sampai umur 70 tahun. Sebab harapan hidup rata-rata rakyat Denmark sekarang mencapai 82 tahun. Di Denmark makin banyak rakyat yang bahagia dan sejahtera. Hidup layak terhormat dan terjamin sampai mereka wafat. (Abang Adam)

Mereka Individualis dan Modern
Ini unik! Di negara-negara Nordik, institusi terpenting untuk membangun kesejahteraan adalah keluarga. Namun di dalam keluarga, hak individu diberikan secara terpisah-pisah. Bahkan terdapat istilah “Swedish Theory of Love” yang merepresentasikan negara-negara Nordik lainnya pula bahwasanya cinta antar-keluarga, sahabat, teman, dan lain-lain dapat dibilang sebagai cinta sejati HANYA JIKA satu dengan yang lainnya TIDAK SALING BERGANTUNG dalam arti yang sesungguhnya.

Misalnya saja dalam suatu keluarga, jika ada istilah “ibu rumah tangga” maka dapat disejajarkan pula dengan “bapak rumah tangga”. Namun pada faktanya, negara-negara Nordik mendorong para pasangan untuk tidak saling tergantung secara finansial. Jika suami mencari nafkah, istri juga harus mencari nafkah. Malah ketika anak-anak mencapai usia tertentu, pemerintah negara-negara Nordik mendorong agar anak itu bisa mendapatkan penghasilannya sendiri tanpa perlu meminta ke orangtuanya lagi. 

Hal semacam itu tidak melanggar norma mereka. Justru hal seperti itu sudah dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Pemerintah negara-negara Nordik memang sangat berfokus pada pemenuhan hak individu warga negaranya demi berinvestasi pada human capital, meningkatkan public service, dan menjauhkan masyarakatnya dari segala gangguan.

Meski Individualis, Mereka Mudah Mempercayai Orang Lain
Siapa bilang orang individualis itu cenderung skeptis? Buktinya di negara-negara Nordik yang terkenal dengan masyarakatnya yang individualis, justru kepercayaan publik tumbuh dengan teramat subur. Berdasarkan data statistik, orang-orang Nordik ialah masyarakat yang mudah percaya dengan siapapun, bahkan orang asing. Hmm, mungkin faktor ini pula yang menyebabkan Nordik rela memberi bantuan luar negeri tanpa pamrih kepada negara-negara lain yang membutuhkan. Bukankah kepercayaan menimbulkan rasa welas asih dan nothing to lose? Bukankah kepercayaan juga memicu pelepasan oksitosin yang merupakan hormon yang berhubungan dengan cinta dan kebahagiaan? Ea.

Tidak hanya percaya pada orang lain secara individu, masyarakat Nordik juga mempercayai pemerintahnya. Kepercayaan masyarakat Nordik terhadap pemerintah dibuktikan dengan cara menerima peraturan pemerintah, menjalankan peraturan tersebut, terlibat dalam pelayanan publik, membayar pajak, dan lain sebagainya. Maka sikap individualis mereka bisa dikatakan dapat bersinergis dengan negara (statist-individualism). Pihak pemerintah pun melunasi kepercayaan masyarakatnya dengan kejujuran dan transparansi. Menurut kacamata ekonomi, kepercayaan tersebut memiliki keuntungan yang disebut dengan “low transaction costs”. Mudahnya, mah, kalau saling percaya, tidak akan mengeluarkan banyak ongkos.

(Nordic's Public Trust | The Economist)


Mereka Dekat dengan Alam
Negara-negara Nordik memiliki beberapa undang-undang akses publik yang memberikan setiap orang hak untuk berjalan, bersepeda, kamping, dan menikmati semua tanah atau lahan secara bebas. Warga menikmati luasnya tempat, hijaunya sekeliling, ruang publik, dan menghabiskan banyak waktu dengan alam. Studi menunjukkan bahwa menghabiskan waktu dengan alam meningkatkan kesehatan fisik dan psikis. (Brillio)

Pada suatu hari, di kelas Studi Kawasan Eropa, ada teman-teman kami yang mempresentasikan tentang Norwegia. Kegiatan mempresentasikan suatu negara di Eropa tersebut sering kami juluki dengan “jalan-jalan virtual”. Ketika sampai kepada pembahasan tentang objek alam di Norwegia, saya takjub melihat tampilan di layar. Aurora Borealis! MasyaAllah… Ternyata memang daerah bernama Tromso di Norwegia biasa dikunjungi para wisatawan yang ingin melihat aurora borealis pada musim dingin. Dikabarkan hanya tempat-tempat yang minim atau bahkan tidak memiliki polusi cahayalah yang dapat memancarkan aurora di langitnya.

Seketika saya membayangkan bagaimana jika di atas langit terpampang aurora borealis ala Norwegia, kemudian di pantai tersaji bioluminescent phytoplankton ala Maladewa, lalu ada saya dan keluarga saya sedang duduk sambil memandanginya? Sejenak mungkin saya akan berpikir bahwa saya tidak membutuhkan apa-apa lagi di dunia ini. :’)

(Bayangkan langitnya gini... | pinterest.com)

(Terus pantainya gini... | pinterest.com)

*kesengsem in the most alay way*

Selain itu, saya juga menemukan fakta-fakta menarik tentang negara-negara Nordik, nih!

Fakta Unik tentang Finlandia
-Masyarakat Finlandia ialah konsumen kopi terbesar di dunia
-Perempuan hamil di Finlandia mendapatkan peralatan dari pemerintah untuk membantu proses kehamilan dan persalinan
-Masyarakat Finlandia gemar mengadakan pertandingan-pertandingan aneh, seperti membuang handphone, duduk di atas semut merah, dan lain sebagainya
-Harga tiket perjalanan masyarakat Finlandia tergantung pada penghasilan. Semakin kamu kaya, semakin mahal harga tiketmu
-Finlandia merayakan International Day of Failure pada tangal 13 Oktober
-Bentuk negara Finlandia seperti bentuk tubuh perempuan
-Inovasi Finlandia: ice skate, game Angry Birds, dan Nokia

Fakta Unik tentang Swedia
-Masyarakat Swedia gemar me-recycle sesuatu
-Pengemudi yang baik dapat berkesempatan memenangkan undian yang dibiayai oleh para pengemudi yang melanggar hukum
-Pada tahun 1628, bangsa Swedia sangat bangga menciptakan sebuah kapal perang besar (Vasa) untuk mencerminkan kekuatan negara. Kapal itu tenggelam satu mil dari pantai dalam waktu 20 menit
-Pria di Swedia sangat dianjurkan untuk mengambil 2 bulan (dibayar) cuti paternity. Daycare didasarkan pada pendapatan keluarga.
-Yang terkenal di Swedia: penemu Alfred Nobel (dari hadiah Nobel), penemuan dinamit, termometer Celcius, dan alat pacu jantung

Fakta Unik tentang Norwegia
-Upah minimum di Norwegia adalah antara $20-25
-Norwegia merupakan salah satu eksportir minyak terbesar di dunia
-Di Swedia, adalah ilegal untuk membeli seks, tapi menjual seks tak apa-apa
-Uang hak seorang wanita hamil non-bekerja sekitar $5,500-6,500
-Kantor polisi sering ditutup pada akhir pekan
-Kamu dapat dimasukkan ke dalam penjara karena mengebut di Norwegia
-Jika kamu ingin membuat orang Norwegia marah, tanyakanlah padaya tentang perburuan paus. Itu penghinaan terhadap warisan mereka.

Fakta Unik tentang Denmark
-Denmark memiliki tingkat pengangguran terendah di Eropa
-Kue-kue Denmark bukan asli Denmark, tapi Wina, Austria
-Ada pajak 100% pada bensin di Denmark
-Orang Denmark dilarang untuk membakar bendera negara lain, namun tak mengapa jika membakar bendera Denmark
-Pelajar di Denmark menerima sekitar $900 perbulan dan kuliah gratis
-Kopenhagen, Denmark, adalah salah satu kota paling bahagia di dunia
-Yang terkenal dari Denmark: Lego, Hans Christian Andersen, dan lain-lain.

Wah, tiap negara memang memiliki ciri khasnya masing-masing, ya. Namun entah mengapa saya jadi cukup mengagumi negara-negara Nordik pasca mendengar omongan dosen saya. Sebelumnya, saya memang cukup tertarik untuk mengkaji kawasan Eropa. Luv luv xoxo! Namun apakah nantinya saya akan memilih untuk menekuni Studi Kawasan Eropa? Ataukah kawasan lain? Atau bukan studi kawasan? Entahlah. Kalau kamu gimana? :)

Hmm, mungkin memang sudah banyak yang tahu tentang hal-hal di atas. Namun saya hanya berusaha mengikat ilmu saya dengan menuliskannya. Soalnya saya rada pikunan. Heu. Kalaupun belum tahu info di atas sebelumnya… Selamat! Kamu telah membaca sumber yang salah. Wakaka. Nggak deng.

Sekian dulu tulisan kali ini. Happy long weekend, folks! Wassalamu’alaikum. ^^

~~~

Bacaan:
  • The Economist. 2013. Northern Lights, dalam Special Report: The Nordic Countries.
  • World Economic Forum. 2011. The Nordic Way: Shared Norms for The New Reality. Davos.
  • http://bangadam.com/rahasia-keberhasilan-negara-negara-skandinavia/
  • https://www.brilio.net/life/6-rahasia-negara-di-skandinavia-jadi-negara-paling-bahagia-di-dunia-151030h.html
  • https://www.quora.com/What-is-the-difference-between-Scandinavian-and-Nordic-countries
  • https://www.theguardian.com/world/2014/jan/27/scandinavian-miracle-brutal-truth-denmark-norway-sweden
  • http://westfaliadigitalnomads.com/strange-silly-superb-scandinavian-facts/

No comments:

Post a Comment